Seringkali kita mendengar pembicaraan tentang bid’ah, ada yang pro anti bid’ah dan juga yang kontra. Dan sebuah kenyataan dilapangan da’wah, bahwa para aktifis yang Ajol-ajolankontra dan seolah membenci jika disebutkan tentang bid’ah kerap kali berkomentar miring yang mana sudut kemiringannya itu sama sekali memperlihatkan bahwa dia sebenarnya tidak memahami sama sekali arti dasar kata Bid’ah ini.
Beberapa contoh bentuk ketidak tahuan itu tercermin pada perkataan temen-temen Abah di Face Book ada yang berkomentar begini :
alhamdulillah..dah smp rmh..abs hadir maulid…Insya Allah berkah, biar kate ade yg blg sesat..maklum aje deh namenye jg lg pade mabok doktrin…mdh2an pade sadar..biar pd ikut maulid jg..nabi aje kagak ngmng sesat, pade mau jd nabi kali ye yg blg sesat, nabi ape lg namenye yg cocok..nabi bidah kali ye
——————————————————————
Mbah..mulut mereka gampang amet bilang bidengah ya mbah. Buleh nanya gk mbah, senggama ama isteri sendiri itu termasuk ibadah khan mbah ya ?..kira2 orang wahaby klu senggama ama istrinya dan ngikutin Nabi bidengah juga gak mbah ? Hii hii hhii
——————————————————————-
Ohh Gusti ingkang moho kuaos, mugi-2 RT saya terbebas dari pemahaman keblinger Wahaby. Orang2 di RT saya jadi takut beribadah dan malas krn dikit2 dituduh bid’ah, gak ada anjurannya kek. Come on everybody gak usah didengar biar mereka mangap sendiri namanya juga mangapby…wkk wkkkk. Untuk berbuat baik dan beribadah baik saja harus ada anjurannya, klu gk ada gak boleh..Susah emang klu untuk berbuat baik saja harus butuh dalil…^_~
———————————————————————————
hukum di islam ya ada 5 : haram, sunah, mubah, makruh, wajib. .nah bid,ah ini cuma sifat aja
—————————————————————-
Sabda nabi KULLU BID’ATIN DHOLALAH, bukan KULLU BID’ATIN FIDDINI DHOLALAH. Jd setiap bid’ah itu sesat, baik dlm agama atau pun dunia. .
Oleh karena itu perlu diperinci, bid’ah sperti apa yg dianggap sesat. VCD PORNO itu juga bid’ah urusan d…unia, tp apa itu dianggap halal dan tdk sesat? BID’AH YG SESAT ADALAH YG BERTENTANGAN DG SYARIAT. Bila tdk bertentangan, apalagi didukung oleh dalil maka tidaklah sesat..
__________________________________________
Mrk tanyakan dalil tp hakikatny mrk itu taklid pd org yg mengeluarkan dalil.
Ex: pak utsaimin dr najd mengeluarkan dalil,lalu mengait2kan dan menyambung2kan dalil yg mrk keluarkan dgn pendapat2 mrk.
-Tapi kalo tidak nyambung ya tetep tidak ny…ambung lah-
Jadi begini,ulama wahabi menyalahgunakan dalil utk memperkuat PENDAPAT2 mereka.
-metode lia eden jg begitu,pake dalil sbg tamengnya-
Misal,conto kasus tentang maulid. Rosul tidak pernah melarang org utk melakukan maulidnya,silakan cari kalo ada, pasti dalil yg MENGKHUSUSKAN pelarangan maulid itu tidak ada, isi dalil pelarangan itu begini, ‘maulid atsku adlh haram’, ‘maulid itu haram’, atw ‘sesungguhnya mensukuri maulidku itu haram’
Coba tanyakan pd wahabi adakah dalil2 pelarangan maulid sperti diatas??
Jwbnnya pasti tidak ada.
Tp lain pda ego-ego orang wahabi, mereka mencari2 pembenaran atas pendapatnya dgn menyambung2kan dalil (yg sbenernya tdk nyambung) utk melindungi PENDAPAT2 mereka.
-ini namanya metode penyalahgunaan hadits-
Misalnya dg memperalat hadits, ‘kullu bid’ah dolalah,wakullu dolalah finnar’
Coba prtanyakan, apakh hadits ini adlh pelarangn thp maulid?
Jwbannya,ada pda ilmu asbabulwurud hadits ini. ilmu asbabulwurud akan menjawab, pda siapa dan pada org yg berbuat apa hadits ini ditujukan Rosul.
Hadits ini ditujukan Rosul thp orang yg melakukan amaliah baru dlm solat.
Solat adlh ibdah mahdoh,sedangkan maulid bukanlah ibdah mahdoh.
Jadi kesimpulannya adlh:
1. WAHABI MENYALAHGUNAKAN HADITS.
Wahabi tidak menempatkan hadits ini pada tempat Rosul menempatkannya.
2. Wahabi dalam menafsirkan hadits itu tidak pakai ilmu asbabulwurud, artinya mereka menafsirkan hadits sesuai kepuasan nafsu mereka,yakni memperkuat Pendapat mrk.
Artinya mrk itu tidak mencari kebenaran,tp mencari pembenaran.
____________________________________________________
Segala sesuatu itu tidak ada yg sia2. Jika anda tetap keras berpendapat begitu maka dalil alquran ini mau anda kemanakan:
Famaya’mal mitsqo…la dzarrotin khoiroyaroh wamaya’mal mitsqola dzarrotin syarroyaroh !
Qs.AzZalzalah 7-8
_________________________________________________
Nah itulah beberapa komentar terpilih tentang pemahaman mereka dalam hal masalah bid’ah. Setelah kita membaca Hadits Riwayat Komentator tersebut, Maka kini saatnya Abah akan mengajak para pembaca sekalian untuk membaca pula bagaimana sebenarnya sikap dan pemahaman para ulama tentang masalah bid’ah ini. Tentunya pemahaman para ulama ini lebih menyegarkan pemahaman kita tentang masalah apa itu arti dari Bid’ah sebenarnya. Selamat membaca ….
Al-Imam Ath Thurtusyi dalam Al-Hawadits Wal bida’ berkata :
Kata Bid’ah berasal dari kata Al-ikhtira’ yaitu sesuatu yang baru diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya. (siyar A’lamin Nubaala XVIII/509) Diantara yang masuk kategori ini adalah firman Alloh :
“Alloh adalah Pencipta langit dan bumi” (Qs. Al-Baqarah : 117)
(Artinya Bahwa Alloh menciptakan langit dan Bumi tanpa ada contoh sebelumnya-pent)
Dan masuk dalam kategori bid’ah ini adalah :
Sesuatu yang diperbuat hati, dikatakan oleh Lisan, dan dilakukan oleh anggota badan. (Lisan Al-’Arab (IX/351), Maqayis Al-Lughoh (I/209), Al-Qomus Al-Muhith:906)
Arti bid’ah seperti ini juga dinukil oleh Imam Abu Syamah Al-maqdisi dalam kitabnya Al-Ba’its ‘Ala inkar Al-Bida’ Wa Al-Hawadits (hal 20) ialah sebagai berikut :
Kata bid’ah jika disebutkan secara mutlak, maka maksudnya adalah perkara baru yang tidak baik yang ada dalam agama. Dan yang seperti itu adalah kata mubtadi’ (ahlul Bid’ah). Dimana kata ini tidak digunakan kecuali dalam celaan. tetapi dari sisi akar kata, maka bid’ah dapat dikatakan untuk sesuatu yang terpuji dan tercela, sebab yang dimaksud dengan bid’ah secara bahasa adalah sesuatu yang baru dibuat tanpa ada contoh sebelumnya. Karena itu, dikatakan kepada sesuatu yang sangat indah : “Dia itu Bid’ah”
Al-Jauhari dalam Shihah AL-Lughoh berkata :
Badi’, mubtada’ dan bid’ah adalah hal baru dalam agama setelah agama dinyatakan sempurna.
Dengan demikian maka, definisi bid’ah adalah :
Cara Baru dalam agama yang dibuat menyerupai syari’at dengan maksud untuk melebihkan dalam beribadah kepada Alloh. (Mi’yar Al Mu’rib (I/352 & 358 oleh Wansyarisyi)
Imam Syathibi dalam Al-I’tishom (I/37) juga memiliki definisi bid’ah yang seperti itu. Dan definisi itu adalah yang paling mendekati kesesuaian diantara beberapa definisi bid’ah yang ada(Syaikh Ali Hasan dalam Ilmu Ushulil Bida’)
Selanjutnya Imam Asy-Syathibi menjelaskan definisi bid’ah tersebut dengan panjang lebar yang intinya sebagai berikut :
Ungkapan “Cara Baru Dalam Agama” itu maksudnya, bahwa carayang dibuat itu disandarkan oleh pembuatnya kedalam agama. tetapi sesungguhnya cara baru itu tidak ada sandarannya / pedomannya dalam syari’at. Sebab dalam agama terdapat berbagai cara, diantaranya ada cara yang berdasarkan pedoman asal dalam syari’at, tetapi juga ada cara yang tidak mempunyai pedoman asal dalam syari’at. Maka cara dalam agama yang termasuk dalam kategori bid’ah adalah apabila cara baru itu tidak ada dasarnya dalam syari’at.
Artinya bid’ah adalah cara baru yang dibuat tanpa ada contoh dari syari’at (Mu’jam Al-Manahi Al-Lafdiyyahy : 304). Sebab bid’ah adalah sesuatu yang keluar dari apa yang telah ditetapkan dalam syari’at.
Ungkapan “Menyerupai syari’at” sebagai penegasan bahwa sesuatu yang diada adakan dalam agama itu pada hakikatnya tidak ada dalam syari’at, bahkan bertentangan dengan syari’at dari beberapa sisi, seperti mengharuskan cara dan bentuk tertentu yang tidak ada dalam syari’at. Juga mengharuskan ibadah – ibadah tertentu yang dalam syari’at tidak ada ketentuannya.
Ungkapan “Untuk melebihkan dalam beribadah kepada Alloh” adalah pelengkap makna bid’ah. Sebab demikianlah tujuan para pelaku bid’ah yaitu menganjurkan untuk tekun beribadah. Karena manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah (Qs. Adz-Dzaariyat : 56). Seakan – akan orang yang membuat bid’ah melihat bahwa maksud dalam membuat bid’ah adalah untuk ibadah sebagaimana dimaksudkan ayat tersebut, dan dia merasa bahwa apa yang telah ditetapkan dalam syari’at tentang undang-undang dan hukum belum mencukupi sehingga dia melebih – lebihkan dan menambahi.
Syekh Ali Hasan berkata :
Juga terdapat definisi lain tentang bid’ah, yaitu : sesuatu yang diadakan dan menyalahi kebenaran yang datang dari Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wasalla,, baik tentang ilmu, amal atau sifat, disebabkan kerancuan pemahaman atau menganggap baik kepada sesuatu dan dijadikannya sebagai agama yang kokoh dan jalan yang lurus. ( Pendapat Asy-Syaumani yang dinukil oleh Al-Adawi dalam Ushul Fil Bida’ : 26) – [Ilmu Ushulil Bida']
Dan Al-Fairuz Abadi dalam Bashoir Dzawi At-Tamyiz (II/231) berkata :
Bid’ah adalah hal baru dalam agama setelah agama disempurnakan. Dan dikatakan “sesuatu yang diadakan setelah Nabi wafat baik berupa ucapan maupun perbuatan. Bentk Jama’nya adalah Bida’. dan dikatakan pula bahwa bid’ah adalah bentuk ucapan, perbuatan yang pengucap atau pelakunya tidak mengikuti pemilik syari’at dan hujjah-hujjahnya yang berlaku serta pokok-pokoknya yang telah dikodifikasikan dengan teratur.
Dan hal sama juga disebutkan Al-Abadi dalam Al-Qomus halaman 906.
Dengan ketetapan diatas maka anda mengetahui kesalahan orang yang mengatakan bahwa bid’ah adalah :
Suatu perbuatan yang belum ada pada 3 abad pertama dan tidak terdapat dasarnya dalam 4 sumber hukum (Al-Qur’an, Hadits, ‘Ijma & Qiyas) sebagaimana tersebut di Iqamah Al-hujjah ‘Ala Anna Al-Iktsar Minatta ‘Abudi Laysa Bi Bid’ah : 12 oleh Al-Laknawi [Ilmu Ushulil Bida' - Syaikh Ali Hasan]
Beberapa contoh bentuk ketidak tahuan itu tercermin pada perkataan temen-temen Abah di Face Book ada yang berkomentar begini :
alhamdulillah..dah smp rmh..abs hadir maulid…Insya Allah berkah, biar kate ade yg blg sesat..maklum aje deh namenye jg lg pade mabok doktrin…mdh2an pade sadar..biar pd ikut maulid jg..nabi aje kagak ngmng sesat, pade mau jd nabi kali ye yg blg sesat, nabi ape lg namenye yg cocok..nabi bidah kali ye
——————————————————————
Mbah..mulut mereka gampang amet bilang bidengah ya mbah. Buleh nanya gk mbah, senggama ama isteri sendiri itu termasuk ibadah khan mbah ya ?..kira2 orang wahaby klu senggama ama istrinya dan ngikutin Nabi bidengah juga gak mbah ? Hii hii hhii
——————————————————————-
Ohh Gusti ingkang moho kuaos, mugi-2 RT saya terbebas dari pemahaman keblinger Wahaby. Orang2 di RT saya jadi takut beribadah dan malas krn dikit2 dituduh bid’ah, gak ada anjurannya kek. Come on everybody gak usah didengar biar mereka mangap sendiri namanya juga mangapby…wkk wkkkk. Untuk berbuat baik dan beribadah baik saja harus ada anjurannya, klu gk ada gak boleh..Susah emang klu untuk berbuat baik saja harus butuh dalil…^_~
———————————————————————————
Buat renungan saja.
Sebenarnya kalau kt mau mencermati sejarah khdpn Nabi Muhammad SAW, malah Beliau sendiri sll memperingati dg berpuasa sunat tiap hr senin. Memang dalil yg menyuruh langsung utk memperingati lahirnya beliau tdk ada. Tp in…gat bhw memperingati Lahirnya Nabi merupakan bagian bukti rasa cinta kt pd Nabi Muhammad SAW. Jangan dilihat dari kulitnya donk, semua isi maulid Nabi ada dalil khususnya. Itu menandakan umat islam yg cerdas dapat memanfaatkan momen Maulid sbgai wasilah. Umat islam merasakan manfaatnya disana ada SHOLAWAT, TAUSIYAH tentang sejarah Nabi dan ilmu agama, SODAQOH, SILATUROHMI, BC QUR’AN, dsb. Saudara2ku semua, zaman trus berlalu terjadi perubahan2 dr segi jumlah penduduk, peradaban, sosiologi, geografis dan suku bangsa. Jika islam tdk cerdas dlm menyikapi ini maka akan terjadi kemunduran dlm Islam itu sendiri. Maka itu berdirilah seperti Panti asuhan, majlis2 ta’lim, wirid2 yasin kaum ibu, toriqoh2, dll yg semuanya tdk ada zaman Nabi. Nah disinilah peran aqal, ingat saudaraku bhw islam buat org2 yg berakal. Satu lg sy beri contoh, sejalan perkembangan pengetahuan bhw manusia telah menemukan Modul angka 19 dlm Alqur’an yg semuanya jg blm digali zaman Nabi. Dari itu sblm menfonis saudara2 kt dg perkataan “Sesat” mari gali dan gali permasalahan syar’i dg naqli dan aqli. Maaf, sy hamba dhoif fakir ilmu, semoga ada manfaatnya.
Sebenarnya kalau kt mau mencermati sejarah khdpn Nabi Muhammad SAW, malah Beliau sendiri sll memperingati dg berpuasa sunat tiap hr senin. Memang dalil yg menyuruh langsung utk memperingati lahirnya beliau tdk ada. Tp in…gat bhw memperingati Lahirnya Nabi merupakan bagian bukti rasa cinta kt pd Nabi Muhammad SAW. Jangan dilihat dari kulitnya donk, semua isi maulid Nabi ada dalil khususnya. Itu menandakan umat islam yg cerdas dapat memanfaatkan momen Maulid sbgai wasilah. Umat islam merasakan manfaatnya disana ada SHOLAWAT, TAUSIYAH tentang sejarah Nabi dan ilmu agama, SODAQOH, SILATUROHMI, BC QUR’AN, dsb. Saudara2ku semua, zaman trus berlalu terjadi perubahan2 dr segi jumlah penduduk, peradaban, sosiologi, geografis dan suku bangsa. Jika islam tdk cerdas dlm menyikapi ini maka akan terjadi kemunduran dlm Islam itu sendiri. Maka itu berdirilah seperti Panti asuhan, majlis2 ta’lim, wirid2 yasin kaum ibu, toriqoh2, dll yg semuanya tdk ada zaman Nabi. Nah disinilah peran aqal, ingat saudaraku bhw islam buat org2 yg berakal. Satu lg sy beri contoh, sejalan perkembangan pengetahuan bhw manusia telah menemukan Modul angka 19 dlm Alqur’an yg semuanya jg blm digali zaman Nabi. Dari itu sblm menfonis saudara2 kt dg perkataan “Sesat” mari gali dan gali permasalahan syar’i dg naqli dan aqli. Maaf, sy hamba dhoif fakir ilmu, semoga ada manfaatnya.
—————————————————————–
MANA DALILNYA ??? ← inilah yg sering kt dengar dr org wahabiyah, mrk slalu tanya dalil, ya di maklumi aja, itu krn mrk cuma tau dalil ya itu-itu aja. . cuma udah Deklarasi sbg pahlawan sunnah. . ckekeke
_________________________________________hukum di islam ya ada 5 : haram, sunah, mubah, makruh, wajib. .nah bid,ah ini cuma sifat aja
—————————————————————-
Sabda nabi KULLU BID’ATIN DHOLALAH, bukan KULLU BID’ATIN FIDDINI DHOLALAH. Jd setiap bid’ah itu sesat, baik dlm agama atau pun dunia. .
Oleh karena itu perlu diperinci, bid’ah sperti apa yg dianggap sesat. VCD PORNO itu juga bid’ah urusan d…unia, tp apa itu dianggap halal dan tdk sesat? BID’AH YG SESAT ADALAH YG BERTENTANGAN DG SYARIAT. Bila tdk bertentangan, apalagi didukung oleh dalil maka tidaklah sesat..
__________________________________________
Mrk tanyakan dalil tp hakikatny mrk itu taklid pd org yg mengeluarkan dalil.
Ex: pak utsaimin dr najd mengeluarkan dalil,lalu mengait2kan dan menyambung2kan dalil yg mrk keluarkan dgn pendapat2 mrk.
-Tapi kalo tidak nyambung ya tetep tidak ny…ambung lah-
Jadi begini,ulama wahabi menyalahgunakan dalil utk memperkuat PENDAPAT2 mereka.
-metode lia eden jg begitu,pake dalil sbg tamengnya-
Misal,conto kasus tentang maulid. Rosul tidak pernah melarang org utk melakukan maulidnya,silakan cari kalo ada, pasti dalil yg MENGKHUSUSKAN pelarangan maulid itu tidak ada, isi dalil pelarangan itu begini, ‘maulid atsku adlh haram’, ‘maulid itu haram’, atw ‘sesungguhnya mensukuri maulidku itu haram’
Coba tanyakan pd wahabi adakah dalil2 pelarangan maulid sperti diatas??
Jwbnnya pasti tidak ada.
Tp lain pda ego-ego orang wahabi, mereka mencari2 pembenaran atas pendapatnya dgn menyambung2kan dalil (yg sbenernya tdk nyambung) utk melindungi PENDAPAT2 mereka.
-ini namanya metode penyalahgunaan hadits-
Misalnya dg memperalat hadits, ‘kullu bid’ah dolalah,wakullu dolalah finnar’
Coba prtanyakan, apakh hadits ini adlh pelarangn thp maulid?
Jwbannya,ada pda ilmu asbabulwurud hadits ini. ilmu asbabulwurud akan menjawab, pda siapa dan pada org yg berbuat apa hadits ini ditujukan Rosul.
Hadits ini ditujukan Rosul thp orang yg melakukan amaliah baru dlm solat.
Solat adlh ibdah mahdoh,sedangkan maulid bukanlah ibdah mahdoh.
Jadi kesimpulannya adlh:
1. WAHABI MENYALAHGUNAKAN HADITS.
Wahabi tidak menempatkan hadits ini pada tempat Rosul menempatkannya.
2. Wahabi dalam menafsirkan hadits itu tidak pakai ilmu asbabulwurud, artinya mereka menafsirkan hadits sesuai kepuasan nafsu mereka,yakni memperkuat Pendapat mrk.
Artinya mrk itu tidak mencari kebenaran,tp mencari pembenaran.
Segala sesuatu itu tidak ada yg sia2. Jika anda tetap keras berpendapat begitu maka dalil alquran ini mau anda kemanakan:
Famaya’mal mitsqo…la dzarrotin khoiroyaroh wamaya’mal mitsqola dzarrotin syarroyaroh !
Qs.AzZalzalah 7-8
_________________________________________________
tuduhan bid,ah & syirik oleh ajaran salafi jelas memecah belah islam, dan ini mbwt islam lemah. . mrk minoritas (sempalan) tapi merasa paling tahu dalil hanya dg modal nama salaf. . sbnrnya ajaran ini buatan raja-raja saudi, dan hrz di cari siapa nama-nama yg bwt msk ke indo
—————————————————————————-bgm ana mau pcya dg org yg mengharamkan Qasidah, padahal tiap mendengar & meresapi artinya ana selalu ingat Allah & Rosulullah, dan tdk terasa air matapun keluar, teringat dosa & kesalahan. . hancurlah hati, tdk berhargalah dunia ini
_______________________-_______________________Nah itulah beberapa komentar terpilih tentang pemahaman mereka dalam hal masalah bid’ah. Setelah kita membaca Hadits Riwayat Komentator tersebut, Maka kini saatnya Abah akan mengajak para pembaca sekalian untuk membaca pula bagaimana sebenarnya sikap dan pemahaman para ulama tentang masalah bid’ah ini. Tentunya pemahaman para ulama ini lebih menyegarkan pemahaman kita tentang masalah apa itu arti dari Bid’ah sebenarnya. Selamat membaca ….
Al-Imam Ath Thurtusyi dalam Al-Hawadits Wal bida’ berkata :
Kata Bid’ah berasal dari kata Al-ikhtira’ yaitu sesuatu yang baru diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya. (siyar A’lamin Nubaala XVIII/509) Diantara yang masuk kategori ini adalah firman Alloh :
“Alloh adalah Pencipta langit dan bumi” (Qs. Al-Baqarah : 117)
(Artinya Bahwa Alloh menciptakan langit dan Bumi tanpa ada contoh sebelumnya-pent)
Dan masuk dalam kategori bid’ah ini adalah :
Sesuatu yang diperbuat hati, dikatakan oleh Lisan, dan dilakukan oleh anggota badan. (Lisan Al-’Arab (IX/351), Maqayis Al-Lughoh (I/209), Al-Qomus Al-Muhith:906)
Arti bid’ah seperti ini juga dinukil oleh Imam Abu Syamah Al-maqdisi dalam kitabnya Al-Ba’its ‘Ala inkar Al-Bida’ Wa Al-Hawadits (hal 20) ialah sebagai berikut :
Kata bid’ah jika disebutkan secara mutlak, maka maksudnya adalah perkara baru yang tidak baik yang ada dalam agama. Dan yang seperti itu adalah kata mubtadi’ (ahlul Bid’ah). Dimana kata ini tidak digunakan kecuali dalam celaan. tetapi dari sisi akar kata, maka bid’ah dapat dikatakan untuk sesuatu yang terpuji dan tercela, sebab yang dimaksud dengan bid’ah secara bahasa adalah sesuatu yang baru dibuat tanpa ada contoh sebelumnya. Karena itu, dikatakan kepada sesuatu yang sangat indah : “Dia itu Bid’ah”
Al-Jauhari dalam Shihah AL-Lughoh berkata :
Badi’, mubtada’ dan bid’ah adalah hal baru dalam agama setelah agama dinyatakan sempurna.
Dengan demikian maka, definisi bid’ah adalah :
Cara Baru dalam agama yang dibuat menyerupai syari’at dengan maksud untuk melebihkan dalam beribadah kepada Alloh. (Mi’yar Al Mu’rib (I/352 & 358 oleh Wansyarisyi)
Imam Syathibi dalam Al-I’tishom (I/37) juga memiliki definisi bid’ah yang seperti itu. Dan definisi itu adalah yang paling mendekati kesesuaian diantara beberapa definisi bid’ah yang ada(Syaikh Ali Hasan dalam Ilmu Ushulil Bida’)
Selanjutnya Imam Asy-Syathibi menjelaskan definisi bid’ah tersebut dengan panjang lebar yang intinya sebagai berikut :
Ungkapan “Cara Baru Dalam Agama” itu maksudnya, bahwa carayang dibuat itu disandarkan oleh pembuatnya kedalam agama. tetapi sesungguhnya cara baru itu tidak ada sandarannya / pedomannya dalam syari’at. Sebab dalam agama terdapat berbagai cara, diantaranya ada cara yang berdasarkan pedoman asal dalam syari’at, tetapi juga ada cara yang tidak mempunyai pedoman asal dalam syari’at. Maka cara dalam agama yang termasuk dalam kategori bid’ah adalah apabila cara baru itu tidak ada dasarnya dalam syari’at.
Artinya bid’ah adalah cara baru yang dibuat tanpa ada contoh dari syari’at (Mu’jam Al-Manahi Al-Lafdiyyahy : 304). Sebab bid’ah adalah sesuatu yang keluar dari apa yang telah ditetapkan dalam syari’at.
Ungkapan “Menyerupai syari’at” sebagai penegasan bahwa sesuatu yang diada adakan dalam agama itu pada hakikatnya tidak ada dalam syari’at, bahkan bertentangan dengan syari’at dari beberapa sisi, seperti mengharuskan cara dan bentuk tertentu yang tidak ada dalam syari’at. Juga mengharuskan ibadah – ibadah tertentu yang dalam syari’at tidak ada ketentuannya.
Ungkapan “Untuk melebihkan dalam beribadah kepada Alloh” adalah pelengkap makna bid’ah. Sebab demikianlah tujuan para pelaku bid’ah yaitu menganjurkan untuk tekun beribadah. Karena manusia diciptakan hanyalah untuk beribadah (Qs. Adz-Dzaariyat : 56). Seakan – akan orang yang membuat bid’ah melihat bahwa maksud dalam membuat bid’ah adalah untuk ibadah sebagaimana dimaksudkan ayat tersebut, dan dia merasa bahwa apa yang telah ditetapkan dalam syari’at tentang undang-undang dan hukum belum mencukupi sehingga dia melebih – lebihkan dan menambahi.
Syekh Ali Hasan berkata :
Juga terdapat definisi lain tentang bid’ah, yaitu : sesuatu yang diadakan dan menyalahi kebenaran yang datang dari Rosululloh shollalloohu ‘alaihi wasalla,, baik tentang ilmu, amal atau sifat, disebabkan kerancuan pemahaman atau menganggap baik kepada sesuatu dan dijadikannya sebagai agama yang kokoh dan jalan yang lurus. ( Pendapat Asy-Syaumani yang dinukil oleh Al-Adawi dalam Ushul Fil Bida’ : 26) – [Ilmu Ushulil Bida']
Dan Al-Fairuz Abadi dalam Bashoir Dzawi At-Tamyiz (II/231) berkata :
Bid’ah adalah hal baru dalam agama setelah agama disempurnakan. Dan dikatakan “sesuatu yang diadakan setelah Nabi wafat baik berupa ucapan maupun perbuatan. Bentk Jama’nya adalah Bida’. dan dikatakan pula bahwa bid’ah adalah bentuk ucapan, perbuatan yang pengucap atau pelakunya tidak mengikuti pemilik syari’at dan hujjah-hujjahnya yang berlaku serta pokok-pokoknya yang telah dikodifikasikan dengan teratur.
Dan hal sama juga disebutkan Al-Abadi dalam Al-Qomus halaman 906.
Dengan ketetapan diatas maka anda mengetahui kesalahan orang yang mengatakan bahwa bid’ah adalah :
Suatu perbuatan yang belum ada pada 3 abad pertama dan tidak terdapat dasarnya dalam 4 sumber hukum (Al-Qur’an, Hadits, ‘Ijma & Qiyas) sebagaimana tersebut di Iqamah Al-hujjah ‘Ala Anna Al-Iktsar Minatta ‘Abudi Laysa Bi Bid’ah : 12 oleh Al-Laknawi [Ilmu Ushulil Bida' - Syaikh Ali Hasan]